Skip to main content

5 Negara yang Pernah Menggelar Referendum Untuk Menentukan Kemerdekaan

Bendera Aliansi Minahasa Raya. Bukan Bendera Sebuah Negara
Referendum Minahasa. Di dunia ini ada beberapa negara yang menggelar referendum atau kemerdekaan yang mereka capai lewat pemungutan suara  yang bermula dari keinginan merdeka, berdiri sendiri, dan terlepas dari negara  sebelumnya.

Referendum memang sudah ada sejak dahulu kala, meskpun sangat jarang sekali dilakukan, namun ke lima negara ini dikatakan pernah menggelar referendum untuk menentukan kemerdekaan.
Lalu, negara mana saja yang pernah melakukan referendum? Yuk, langsung saja kita simak ulasanya yang berikut ini, seperti dilansir Merdeka.com.

1. Sudan Selatan
Sudan Selatan merupakan salah satu negara yang melakukan referendum untuk menentukan kemerdekaan mereka dan terlepas dari bagian Sudan. Seluruh warga Sudan Selatan berbondong-dondong utnuk melalukan pemungutan suara agar mereka bisa meredeka. Menurut Kepemimpinan Sudan Selatan, ini merupakan peristiwa sejarah yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Sudan Selatan untuk mencapai kemerdekaan mereka.

2. Krimea
Pada 17 Maret lalu warga Krimea berbondong-bondong untuk menghadiri referendum pemungutan suara untuk kemerdekaan mereka. Krimea diketahui ingin merdeka dan terlepas dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Sebanyak 96,6 persen warga Krimea dikatakan telah melakukan pemungutan suara, dan hasilnya Krimea berhasil bergabung dengan Rusia. Hal ini pun menjadi heboh didunia maya, karena beberapa media sosial di Rusia memuji referendum Krimea.

3. Quebec
Quebec merupakan negara bagian Kanada yang melakukan referendum sebanyak dua kali untuk mendapatkan kemerdekaan. Namun, sayangnya keputusan ini pun tidak banyak yang mendukung sehingga Quebec tidak dapat dikatakan bisa berpisah dari Kanada. Referendum yang dilakukan dua kali itu pun hasilnya sama  dan tidak dapat memisahkan diri dari Kanada.

4. Skotlandia
Skotlandia juga pernah melakukan referendum untuk memisahkan diri, dan sebanyak 90 persen warga Skotlandia setuju dan melakukan pemungutan suara itu. Sebanyak 4,29 jiwa di Skotlandia telah menyalurkan suaranya untuk mendapatkan kemerdekaa. Alhasil, angka ini menjadi angka tertinggi saat ini.

5. Timor Leste
Tepatnya 15 tahun yang lalu seluruh warga Timor Leste telah melakukan referendum untuk terlepas dari bagian Republik Indonesia. Hal ini terjadi pada saat Indonesia baru saja merdeka. Menurut berita yang didengar, rakyat Timor Leste tidak suka dengan kebijakan Negara Republik Indonesia, sehingga mereka memutuskan untuk memisahkan diri dari Republik Indonesia.

Nah, itulah dia ke lima negara yang melakukan referendum untuk mencapai kemerdekaan. Sumber : http://palingseru.com/50791/5-negara-yang-pernah-menggelar-referendum-untuk-menentukan-kemerdekaan

Comments

Popular posts from this blog

Klarifikasi Referendum “Minahasa Merdeka”. Jangan Ditambah, Jangan Dikurang, Jangan Dipolitisir

Aksi Damai 15/5 Referendum Minahasa Raya Didepan Kantor Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Aksi Referendum Minahasa   Merdeka setelah menjadi tranding topic selama beberapa hari di media social, facebook, twitter, you tube, google dan   media-media pemberitaan telah menjadi bola liar memaksa kami pelaksana aksi Gerakan Minahasa Raya harus bersuara terkait tema aksi damai “Referendum Minahasa Raya” yang dilaksanakan di Kantor Gubernur Propinsi Sulawesi Utara, Senin, 15 Mei 2017 waktu lalu yang merupakan aksi kedua, sebelumnya aksi serupa telah dilaksanakan pada 01 Desember 2016.

Pengikut Kristus untuk Kemerdekaan Indonesia

Foto Kombo, Deret pertama, dari kiri ke kanan, Johannes Leimena , Alexander Jacob Patty, Johannes Latuharhary, Todung Sutan Gunung Mulia, Amir Syarifuddin, Sam Ratulangie, (deret kedua), Tahi Bonar Simatupang, Frans dan Alex Mendur, Jahja Daniel Darma. (deret ketiga) Wolter Mongisidi, Pierre Tandean, Maria Walanda Maramis, Agustinus Adisucipto dan Yos Sudarso. [Foto-foto/wikipedia.org] Referendum Minahasa. Bank Indonesia baru saja mengeluarkan uang kertas baru yang menampilkan gambar wajah 11 tokoh sejarah yang berjasa bagi Indonesia. Perdebatan wajar saja mencuat. Namun di masa ketika semangat politik identitas sedang kencang-kencangnya, perdebatan menyoal hal-hal yang sama sekali tidak substansial.